Sebutkan gaya bahasa retorika

Discussion in 'Bahasa Indonesia' started by nabella, Oct 11, 2016.

ads

  1. nabella

    nabella Member

    Sebutkan gaya bahasa retorika ?

    Gaya bahasa retorika terdiri dari:
    1. Aliterasi: perulangan bunyi vokal yang sama. Contoh: Keras-keras kena air lembut juga.
    2. Asonansi: perulangan bunyi vokal yang sama. Contoh: ini luka penuh luka siapa yang punya.
    3. Anastrof: pengungkapannya oredikat kalimat mendahului subjeknya karena lebih diutamakan. Contoh: Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat perangainya.
    4. Apofasis preterisio: penulis ataupengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal. Contoh: Saya tidak mau berbicara dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara.
    5. Apostrof: berbentuk penghalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir. Contoh: Hai kamu semua yang telah menumpahkan darahmu untuk tanah air tercinta ini.
    6. Asisdenton: bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung agar perhatian beralih pada hal yang disebutkan. Contoh: Dan kesesakan, kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik orang melepaskan nyawa.
    7. Polisindenton: menyebutkan secara berturu-turut dengan menggunakan kata penghubung. Contoh: kemanakah burun yang gelisah dan tak berumah dan tak menyerah pada gelap dan dingin yang merontokkan bulu-bulunya?
    8. Kiasmus: bersifat berimbang dan dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa dan klausanya itu berbanding terbalik bila dibandingkan dengan frasa dan klausa yang lainnya.
    9. Elipsis: berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat dengan mudah dapat diisi atau ditarsirkan sendiri oleh pembaca. Contoh: Risalah derita yang menimpa ini.
    10. Eufimismus: bahasa penghalus untuk menjaga etika dan kesopanan atau menghindari timbulnya kesan yang tidak menyenangkan. Contoh: Anak ibu lamban menerima pelajaran.
    11. Litotes: bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri. Contoh: Mampirlah ke gubukku!
    12. Histeron proteron: kebalikan dari sesuatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar. Contoh: Bila sia sudah usai berhasil mendaki karang terjal itu, sampailah ia di tepi pantai yang luas dengan pasir putihnya.
    13. Pleonasme dan tautologi: memberikan keterangan dengan kata-kata maknanya sudah tercakup dalam kata yang diterapkan atau mendahului. Contoh: Darah merah membasahi baju dan tubuhnya.
    14. Perifrasis: menggantikan sebuah kata dengan frase atau serangkaian kata yang artinya sama. Contoh: Kedua orang itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu.
    15. Polepsis/antisipasi: dipergunakan lebih dulu kata-kata atau sebuah kata sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi. Contoh: orang itu bersama calon pencurinya segera meninggalkan tempat itu
     

    ads

ads

Share This Page