Jelaskan apa yang dimaksud dengan pelayaran Hongi dan bagaimana dampaknya bagi kehidupan masyarakat

Discussion in 'Sejarah' started by gurumonica, Nov 17, 2015.

ads

  1. gurumonica

    gurumonica Administrator Staff Member

    Jelaskan apa yang dimaksud dengan pelayaran Hongi dan bagaimana dampaknya bagi kehidupan masyarakat ?

    Istilah pelayaran Hongi mungkin pernah kita dengar saat belajar Sejarah, tapi tak sedikit juga yang tidak pernah mendengar tentang pelayaran ini. Berikut ini akan dijelaskan maksud dan tujuan dari pelayaran Hongi serta dampaknya bagi masyarakat nusantara saat itu.

    1. Apa yang dimaksud dengan pelayaran Hongi?

    Pelayaran Hongi adalah sebutan untuk pelayaran yang dilakukan oleh pasukan VOC dengan perlengkapan persenjataan yang lengkap. VOC adalah kependekan dari Vereenigde Oostindische Compagnie yang merupakan suatu persekutuan dagang yang berasal dari negeri Belanda yang memiliki tujuan untuk melakukan monopoli pada setiap aktivitas perdagangan di kawasan Asia, salah satunya adalah Indonesia. Pelayaran Hongi dilakukan oleh belanda di kawasan perdagangan nusantara khususnya wilayah maluku dengan kapal-kapal berjenis kora-kora. Nama kapal tersebut adalah Hongi, yang menjadi asal muasal pelayaran ini mendapat sebutan sebagai ‘pelayaran Hongi’.

    2. Apa tujuan VOC melakukan pelayaran Hongi?

    Maksud dari dilakukannya pelayaran Hongi adalah untuk mengawasi jalannya monopoli perdagangan yang dilakukan oleh VOC. Pasukan VOC yang dibawa dalam pelayaran Hongi bertugas untuk mencegah terjadinya permainan pasar gelap atau penyelundupan diluar sistem monopoli yang diterapkan oleh VOC. Sistem monopoli ini diterapkan pada setiap pemasaran komoditas yang dihasilkan di kawasan Indonesia yang saat itu masih disebut Nusantara. Salah satu komoditas terbesar dan sangat berharga yang dimiliki oleh Nusantara adalah rempah-rempah. Dalam pengawasan yang dilakukan oleh VOC lewat pelayaran Hongi, pedagang tidak di perkenankan untuk menjual rempah-rempah kepada pihak asing selain Belanda secara langsung. Dengan cara yang demikian Belanda bisa mendapatkan keuntungan yang sangat banyak.

    3. Apa yang melatarbelakangi usaha VOC untuk memonopoli perdagangan Nusantara?

    Pada masa itu rempah-rempah yang terdapat di kawasan asia merupakan komoditas yang unik dan terbilang mahal harganya. Kawasan Nusantara dikenal di seluruh dunia sebagai sumber rempah yang begitu berlimpah. Meski begitu berlimpah, di masa lalu rempah-rempah di Nusantara seperti pala dan cengkeh sulit sekali untuk di dapatkan karena berbagai keterbatasan. Karena alasan tersebut, negara-negara eropa berusaha untuk menguasai perdagangan rempah di nusantara untuk mendapatkan keuntungan dan kejayaan.

    4. Apa saja tindakan pasukan VOC yang tergabung dalam pelayaran Hongi?

    Pengawasan dilakukan oleh VOC dengan cara-cara yang kejam. Menurut catatan sejarah, mereka yang tertangkap tangan melanggar perarturan monopoli VOC akan dikenakan sanksi yang berat, mulai dari penyitaan semua barang yang mereka miliki, dijebloskan ketahanan, dijual dalam pasar budak bahkan tak sedikit juga yang dibunuh.

    Tak hanya mengatur para pedagang, VOC juga mengendalikan ketersediaan komoditas rempah. Untuk dapat memonopoli harga rempah, pasukan VOC tidak segan untuk memusnahkan produksi rempah yang dinilai berlebihan. Jika ketersediaan komoditas sangat terbatas, maka harganyapun akan semakin mahal.

    Selain menekan para pedagang, untuk dapat sepenuhnya menguasai perdagangan rempah-rempah di nusantara, VOC juga berupaya untuk menyingkirkan para pesaingnya seperti pasukan dari Portugis, Spanyol dan Inggris. Pasukan VOC membantai pasukan negara pesaing dengan begitu kejam.

    5. Bagaimana masyarakat nusantara menyikapi pelayaran Hongi?

    Pelayaran Hongi dan penerapan monopoli dipandang hanyamenguntungkan pihak VOC saja dan sangat merugikan pedagang serta menyengsarakan rakyat di seluruh penjuru nusantara. Sultan Hassanudin adalah salah satu tokoh yang dikenal sangat menentang sistem yang diterapkan oleh VOC tersebut. Dalam usaha menentang sistem VOC, Sultan Hassanudin mengirimkan armada lautnya yang kuat dan terdiri dari sekitar 100 perahu untuk digunakan dalam membantu rakyat maluku.

    Perlawanan lainnya dilakukan oleh rakyat Banda. Pada tahun 1621, Gubernur Jederal Jan Pieterzoon Coen mengirim armada perangnya ke Banda karena rakyat di daerah tersebut menolak peraturan monopoli dari VOC. Sayangnya perlawanan yang dilakukan oleh rakyat di berbagai daerah di nusantara mendapati kegagalan.
     

    ads

ads

Share This Page