Tanya : Toleransi Beragama dengan kasus

Discussion in 'PPkn' started by Bayu Pradhita, Jul 30, 2016.

ads

  1. Bayu Pradhita

    Bayu Pradhita New Member

    Tanya : Toleransi Beragama dengan kasus ?

    Apa itu toleransi beragama?
    hormat menghormati dan saling menghargai dengan cara : tidak "mengganggu", tidak mengejek, tidak menjelekkan, tidak memaksa, tidak mendeskriminasi

    lalu apabila dengan kasus seperti :
    - si "A" sedang melakukan kegiatan agama harian dengan menggunakan toa / pengeras suara, dan si "B" dari agama berbeda merasa terganggu dengan pengeras suara tersebut, karena dianggap mengganggu dan menyinggung perasaannya karena dia seharusnya tidak perlu mendengar hal tersebut.
    siapakah seharusnya yang melakukan toleransi tersebut?
    1. seharusnya si "A" tidak melakukan kegiatan keagamaan dengan pengeras suara, karena tidak menghormati agama B yang tidak ada hubungannya dan mengganggu?
    2. seharusnya si "B" menghormati si "A" yang sedang melakukan upacara agama dengan pengeras suara, walopun ia merasa terganggu?

    Terimakasih atas jawabannya
     

    ads

  2. gurumonica

    gurumonica Administrator Staff Member

    Dalam kehidupan beragama, sangat sulit kita "mengatur" siapa yang seharusnya menghormati. Hanya pribadi dan logika lah yang dapat mengatur semua itu. Dalam artian, LOGIKA & Hati NURANI, Jauh lebih penting "di kedepankan" dari pada "agama" khusus dalam kasus perbedaan agama.

    Saya memahami kasus yang anda berikan, yang mana sangat real / baru terjadi. Berikut penjelasannya.

    Kedua pendapat anda tersebut baik poin 1 dan poin 2 itu dua dua nya benar, jika kita mengedepankan LOGIKA & Hati NURANI.

    Penjelasan:

    1. Seharusnya si "A" tidak melakukan kegiatan keagamaan dengan pengeras suara, karena tidak menghormati agama B yang tidak ada hubungannya dan mengganggu?
    (Benar)
    Si "A", jika benar2 memahami hakikat agama, tentu ia berusaha, apakah kegiatan ia tersebut mengganggu ? Jika ia, cari solusinya, bagaimana agar tidak mengganggu, misalkan di kecilkan volumenya. Analisis juga, apakah orang yang memprotes / Si B, memang sirik atau tidak suka ? jika ia berikan penjelasan, misal proses ini tidak mencapai 10 menit saja koq.

    2. seharusnya si "B" menghormati si "A" yang sedang melakukan upacara agama dengan pengeras suara, walaupun ia merasa terganggu?
    (Benar)
    Jika SI B, memahami konsep beragama, kesabaran atau saling menghargai adalah solusinya. Ada banyak alternatif yang bisa di lakukan jika tidak suka, misalnya mendengarkan musik, menggunakan headset dll.

    INTI YANG INGIN SAYA SAMPAIKAN DISINI.

    KEBENARAN "LOGIKA di gabungkan dengan HATI NURANI" Jauh di atas nilai agama manapun di muka bumi ini. Namun kebanyakan masyarakat tidak menyukai hal tersebut. Karena apa bila seseorang di nilai tidak menjalankan agama, orang tersebut sesat dan jahat, padahal belum tentu.

    Contoh sederhana :
    Jika ada anak kita yang menikah dengan orang agama lain, dan pindah agama, apakah kita harus memusuhi dan putus hubungan dengan anak kita ?
    "Secara agama" mungkin anak tersebut di anggap sudah masuk neraka dan harus di buang / bahkan "dibunuh"? tapi secara logika dan hati nurani, solusinya mungkin lain.

    Semoga dapat mencerahkan. LOGIKA + HATI NURANI JAUH di atas agama apapun di muka bumi ini.
     
    Bayu Pradhita likes this.
  3. Bayu Pradhita

    Bayu Pradhita New Member

    Terima kasih atas jawabannya ^.^
    sepertinya memang sulit untuk menjabarkan secara rinci arti dari toleransi beragama
    jujur ini pertanyaan saya dari kelas 5 sd ( sekitar 8 tahun lalu ), dan karena kasus yg baru terjadi adik saya bertanya pertanyaan yang sama

    mungkin cara terbaik toleransi beragama dengan cara acuh tak acuh dengan agama lain, dan tidak menjadikan agama sebagai pembahasan dan konsumsi publik hahaha
     
  4. gurumonica

    gurumonica Administrator Staff Member

    Yups, setuju. Semoga tidak ada lagi manusia membenarkan tindakan "tidak masuk akal hati nurani + logika" atas nama agama.
     
  5. Miminmomod

    Miminmomod New Member


    Justru menurut saya agama harus dijadikan pembahasan. Dengan begitu masyarakat Indonesia menjadi paham dan mengerti antara spiritual, religi, dogma, atau tradisi.

    Toleransi hanya bisa dipahami jika orang tersebut mengerti mengenai hal yg saya jelaskan diatas ^.^

    Salam hangat dariku:
    Miminmomod :)
     

ads

Share This Page