Jelaskan alasan ketertinggalan persepakbolaan diIndonesia ? Persatuan sepak bola seluruh Indonesia atau PSSI berdiri untuk pertama kalinyaa adalah pada tanggal 19 April 1930 tetapi hingga saat ini belum pernah mempersembahkan prestasi yang sangat gemilang diajang sepakbola Internasional. Inilah alasan mengapa pesepakbolaan Indonesia tidak mengalami perkembangan prestasi yang membanggakan dimata dunia Adanya Konflik internal organisasi Konflik yang terjadi pada badan organisas PSSI sangat mengecewakan pecinta sepakbola Indonesia, yang didalamnya menyangkut: Adaanyaa perseteruan dan perselisihan yang mengakibatkaan PSSI terjebak daalam konflik pemilihan ketua umum, konflik pecahnya kompetisi antara IPL dan ISL dan Adanya pengaturan skor yang telah dilakukan selama bertahun tahun, kondisi itu membuat para pecinta sepakbola Indonesia merasa telah dibohongi dan dipermainkan karena sekarang mereka tahu Pertandingan sepakbola di Indonesia ternyata hanya untuk ajang hiburan semata yang didalamnya tersemat sebuah bisnis Judi yaitu pihak pihak tertentu mencari keuntungan yang sebesar besarnya dengan jalan yang tidak sportif. Adanya aktifitas nepotisme Adanya aktifitas nepotisme yang selama bertahun tahun didalam organisasi kepengurusan PSSI yang tidak diketahui masyarakat dan pada akhirnya terbongkar juga. hal ini sangat memalukan bagi harkat dan martabat Indonesia dimata bangsa lain apalaagi setelah ada keputusan dari pihak FIFA untuk memberi sanksi terhadap PSSI. Keadaan ini menyebabkan bangsa lain jadi berspekulasi jika PSSI banyak memilki kecurangan dan tidak bisa berlaku jujur dalam berprestasi Adanya kasus gaji para pemain Ada beberapa klub sepakbola di Indonesia ayaang tidak laangsung atau mengundur undur pemberian gaji para pemain, yang mengakibatkan para pemain menjadi kesal dan kecewa. Jika berlarut larut hal ini akan menyebabkan para pemain menjadi jenuh dann tidak percaya lagi dengan klub yaang telah menerimanaya menjadi pemain. sebenarnyaa pemberian gaji tepat pada waktunya adaalaah sebuah solusi tersendiri sebagai penyemangat para minat pemainnya agar tetap bertahan berlatih dan membela klubnya. Fasilitas latihan yang belum lengkap Dinegara lain yang memiliki prestasi sepakbola yang tinggi dan kuat misalnya Spanyol, Inggris, Perancis, Italia, korea dan Belanda mengutamakan fasilitas pelatihan berupa tersedianya alat alat olaharaga ftness secara gratis untuk penegembangan stamina dan kekuatan otot, dibangunnya gedung khusus untuk latihan sepakbola dimana suasana gedung tersebut sama persis denagn lapangan hijau yang digunakan sebagai ajang pertandingan. Ketersediaan pelatih yang masih kurang Mungkin Indonesia memiliki banyak pelatih sepakbola yang profesional dan tangguh, tetapi kepiawaian pelatih profesional dengan jam terbang yang padat diluar negeri masih dibutuhkan untuk persepakbolaan di Indonesia. Ini untuk mengubah cara latihan dan teknik bermain yang sudah dilakukan negara lain. mungkin saja pelatih profesional dari luar negeri dapat memberikan kontribusi berupa ide ide baru dilapangn hijau. Semangat berlatih kalau ada pertandingan saja Melakukan pelatnas jangka panjang adalah cara yang kurang tepat untuk para pemain yang menginginkan prestasi. Pelatnas hanya membuat para pemain hanya akan rajin dan semangat pada saat ada liga atau pertandingan saja, misalnya berlatih misalnya selama 6 bulan berturut turur sebelum menghadapi klub lain yang sudah dipastikab akan bermain. padahal latihan intensif perlu dilakukan setiap hari walaupun dalam keadaan sedang tidak ada pertandingan dengan klub atau liga manapun. Kondisi ini setidaknya dapat membuat para pemain dan organisasi klubnya tidak perlu lagi tiba tiba latihan berat selama berbulan bulan. Dampak dari latihan intensif setiap hari dan bukan melalui pelatnas judstru lebih mampu membuat mental para pemain selalu siap jika dibutuhkan sewaktu waktu dalam pertandingan sekelas apapun. Catatan Penting : Persepakbolaan Indonesia masih harus mendapat perubahan khususnya dari segi internal organisasinya yang dihaeapkan bisa lebih bersih dan jujur dan siap melakukan pembinaan pada pemain usia dini secara instensif agar dikemudian hari kita bisa mendapatkan bibit bibit pemain muda yang benar benar berkualitas dan dapat diandalkan.
