Jelaskan alasan Aceh melakukan perlawanan terhadap Portugis ? Aceh pernah menjadi bangsa dengan militer terkuat di Selat Malaka. Aceh menguasai berbagai daerah pesisir seperti pulau Sumatra, Semenanjung Melayu, dan Minangkabau. Pada saat Aceh meraih masa gemilangnya, kerajaan itu dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda. Kerajaan Aceh terbentuk oleh adanya pengaruh Islam pertama kali yang datang ke Indonesia. Hal ini tercatat dalam buku atau kitab sejarah Bustanussalatin tentang raja-raja Aceh yang ditulis Nuruddin Ar-Raniri. Sejak awal abad ke-16, pada masa kejayaannya Aceh tengah terlibat perebutan kekuasaan dengan berbagai negara barat seperti Portugal, Britania Raya (Inggris), dan Belanda. Namun Aceh termasuk bangsa yang sulit dikalahkan, bahkan oleh negara-negara barat sekalipun. Bersama para pahlawannya, Aceh terus melakukan perlawanan terhadap bangsa yang mengganggu dan menyerangnya. Kali ini akan dibahas perlawanan rakyat Aceh terhadap bangsa Portugis (Portugal). Tahapan pada saat Aceh ingin melakukan penyerangan kepada bangsa Portugis adalah: Pada tahun 1511 Portugis sempat menguasai perdagangan di Malaka di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque Portugis melarang pedagang Islam untuk ikut berjualan di sana. Dalam perdagangan di Malaka ini Portugis sedang ingin melakukan monopoli perdagangan yang ada di Malaka. Aceh melakukan perlawanan untuk merebut kembali perdagangan Malaka pada tahun 1629 namun gagal karena kurang persiapan baik dalam hal politik maupun senjata. Kegagalan menguasai kembali perdagangan di Malaka disusul kembali oleh penyerahan wilayah di Pulau Pinang kepada pihak Britania Raya pada akhir abad ke-18. Britania juga membiarkan Belanda menjajah Aceh sekaligus untuk mencegah Perancis menguasai daerah Aceh (saat itu ada perang perebutan wilayah antara Britania Raya dan Perancis).
