Arti Serangan Umum 1 Maret 1949 Baik dari Segi Internal Maupun Eksternal

Discussion in 'Sejarah' started by gurumonica, Jan 5, 2016.

ads

  1. gurumonica

    gurumonica Administrator Staff Member

    Arti Serangan Umum 1 Maret 1949 Baik dari Segi Internal Maupun Eksternal ?

    Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta merupakan salah satu rangkaian pertempuran yang terjadi setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Serangan ini menyusul Agresi Militer II Belanda yang semakin mempersempit wilayah kekuasan Indonesia dan sebaliknya, memperluas wilayah kekuasaan Belanda. Salah satu wilayah yang berhasil dikuasai Belanda adalah Yogyakarta yang ketika itu menjadi ibu kota negara. Bersamaan dengan itu, Presiden, Wakil Presiden dan beberapa menteri kabinet ditangkap dan diasingkan ke luar Jawa.

    Terjadilah kekosongan kepemimpinan dan krisis multidimensi yang kemudian berdampak besar terhadap mental tentara rakyat Indonesia serta reputasi Indonesia di mata dunia. Kondisi ini begitu disadari oleh beberapa tokoh kunci yakni Sultan Hamengkubuwono IX, Letkol Soeharto dan Jenderal Sudirman. Ketiganya kemudian merencanakan sebuah serangan yang bertujuan untuk menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia masih ‘ada’ di tengah kondisi carut-marut tersebut.

    Serangan direncanakan dengan cukup matang sehingga dengan jumlah pasukan dan amunisi yang jauh dari seimbang, Yogyakarta berhasil diduki selama kurang lebih enam (6) jam. Serangan sengaja dihentikan pada jam 12 siang (dimulai pada jam 6 pagi) mengingat bala bantuan Belanda telah datang dan untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak. Meski demikian, ada banyak kontribusi yang berhasil diberikan kejadian tersebut baik dalam skala hubungan internal maupun eksternal. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut;

    a. Kontribusi Internal
    1. Mengobarkan semangat juang dannasionalisme rakyat, utamanya para tentara
    2. Mendukung perjuangan diplomasi yang juga tengah dijalankan
    3. Memengaruhi sikap pimpinan negara federal bentukan Belanda da

    b. Kontribusi Eksternal
    1. Menunjukkan pada dunia bahwa TNI dan Indonesia secara umum masih bernyali melawan penjajah
    2. Membantah pernyataan Belanda bahwa RI dan TNI telah hancur
    3. Memantik simpati bangsa-bangsa lain yang menjadi anggota PBB sehingga mempermudah diplomasi
    4. Menjadi awal inisiatif dilaksanakannya perjanjian lanjutan yang merupakan bentuk diplomasi, yakni Perjanjian Roem Royen pada April 1949. Perjanjian Roem Royen ini membawa banyak keuntungan pada pihak Indonesia dengan kembalinya Presiden, Wakil Presiden dan beberapa pemimpin lain yang ditangkap pada Agresi Militer II.
     

    ads

ads

Share This Page