Apa perbedaan antara sastra baru dan sastra lama? ? Karya sastra baru Indonesia sangat berbeda dengan sastra lama. Berikut ini perbedaan sastra baru dan sastra lama Sastra lama Indonesia memiliki ciri-ciri : Timbul dan terikat oleh kebiasaan dan adat masyarakat atau bersifat tradisional, Bersifat istana sentris, maksudnya ceritanya berkisar pada lingkungan istana, keluarga raja, bersifat feodal, Tema karangan bersifat fantastis atau khayal, Dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu dan Arab, Bentuknya baku, sangat terikat dengan aturan-aturan, Bersifat onomatope/anonim, yaitu nama pengarang tidak dicantumkan dalam karya sastra, Merupakab milik bersama masyarakat, Merupakan sastra lisan (disampaikan lewat mulut ke mulut), Proses perkembangannya statis, sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan secara lambat, Banyak bahasa klise, yaitu bahasa yang bentuknya tetap, Contoh karya sastra lama: hikayat, pantun, syair, dongeng. Sastra baru Indonesia memiliki ciri-ciri : Ceritanya berkisar pada kehidupan masyarakat sehari-hari (masyarakat sentris), Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan Barat, Proses perkembangan dinamis (mengikuti perkembangan zaman), Mencerminkan kepribadian pengarangnya, Selalu diberi nama sang pembuat karya sastra, Pengarang dikenal oleh masyarakat luas, Bahasanya tidak klise, Tema karangan bersifat rasional, berjejak di dunia yang nyata, berdasarkan kebenaran dan kenyataan, Bersifat modern atau tidak tradisional, Tertulis, Contoh karya sastra baru : novel, biografi, cerpen, drama, sonrts, dan lain sebagainya.